0

A Busy Weekand


Minggu yang melelahkan………..bukan lelah di setiap 7 hari yang dimilikinya tapi 2 hari yang melelahkan tepat di saat weekand dan menghasilkan sebentuk penyakit yang kemudian bercokol di dalam tubuhku – FLU – tapi ini minggu melelahkan yang berlimpah manfaat. Sabtu – minggu, saat semua orang tengah menikmati hari libur mereka sambil ongkang-ongkang kaki di rumah, aku bergelut dengan 2 buah agenda keluar rumah, sebuah seminar di hari sabtu dan minggu serta pelatihan di hari minggu. Sebelum agenda ini minta dituntaskan, aku sempat berbicara dengan sahabatku sekedar menanyakan apakah dia akan mengikuti pelatihan yang akan di laksanakan di salah satu hotel itu. namun, ia berkata “saya selalu tidak ingin jika hari minggu saya di ganggu.” Ehm…..itu berarti dia tidak akan datang, kan!!!!

Namun, buatku hari minggu di ganggu!!!, tidak cukup menganggu kok karena di 5 hari selain 2 weekand ini sebenarnya aku sudah cukup menikmati waktu libur yang berada di bolong-bolongan a.k.a waktu kosong antara kegiatan dan kuliah. Akhirnya hari sabtu pagi tepatnya pukul 07.00 am a.k.a WITA, aku melajukan si biru menuju ke sebuah gedung milik salah satu universitas swasta di Makassar untuk mengikuti sebuah Seminar Enterpreneurship by Mas Ippho Santosa. 07.05 kiranya aku melabuhkan kendaraanku disana beserta seorang boncenganku yang tidak lain adik sepupuku sendiri dan SEPI……..orangnya masih dikit, registrasi belum di buka dannn……..aku akhirnya duduk berjongkok di samping gedung, MENUNGGU.

Setelah merasakan sedikit percikan langit yang jatuh pagi itu, akhirnya aku masuk ke dalam gedung yang dingin itu. dahsyatnya AC + derail hujan, melengkapi sesi freezer mode on ruangan itu. Setelah acara seminar yang menyenangkan, penuh manfaat, memberi inspirasi, dan cukup membuat otakku sesak karena berbagai rencana yang tiba-tiba menjelma menjadi sebuah alur 3 dimensi itu, selesai….aku mengambil sertifikat di antara kerumunan orang yang luar biasa sesak di pintu masuk.

Hujan kembali menerjang, aku ingat adikku sendirian di rumah...ehm, nekat saja ku terjang hujan siang pukul 01.05 itu. DINGIN,……kayaknya jas hujanku nggak berguna yach!!!. Seandainya saja ada orang yang berinisiatif membuat sebuah jas hujan yang bukan hanya berbentuk celana dan baju saja tapi juga berbentuk rok dan baju, karena bagi wanita muslimah seperti saya nggak mungkin beli jas hujan plus celana itu…..wong saya pake rok kok!! Andai saya tahu bagaimana caranya bikin jas hujan pasti sudah saya realisasikan ide saya ini lumayan jadi objek bisnis yang menguntungkan.

Setelah melewati 17 jam untuk makan, nonton, makan lagi, nonton lagi, tidur sampe pagi akhirnya 1 hari weekand dating menyapa. Hari minggu, pelatihan shalat khusyu’ oleh Ustad Abdul Aziz (Team Abu Sangkan) di sebuah hotel harus ku lakoni. Hujan menerjang dengan hebat, aku, adikku, dan sepupuku kelimpungan…..tidak tahu harus bagaimana di tengah derasnya hujan. Tapi kami kemudian bersiap-siap setelah mengambil sebuah keputusan akhirnya menggunakan taksi dengan modal patungan. Cukup basah, saat kami bertiga sampai di hotel itu. ternyata 1/3 dari peserta sudah berdatangan, Subhanallah ternyata hujan tidak menjadikan langkah kaki mereka terhambat. Kami melakukan registrasi kemudian mengambil air wudhu yang di sambut dengan antrian panjang di toilet hotel itu. Suasana pelatihan kami lalui dengan tawa, perenungan, berbagai gerakan, tawa lagi, tangisan, tawa lagi, dan tangisan lagi.

Pelatihan berakhir jam 07.00 pm, tepat saat aku mendengar kabar undangan seminar Ippho Santosa khusus pengaktifan otak kanan dan kreativitas di sebuah hotel. Setelah menyentuh rumah, mandi, dan makan malam, aku dan sepupuku kembali menerjang dinginnya malam menuju sebuah hotel. Walaupun dengan mata yang bengkak + kepala yang mulai nyut-nyutan karena kebanyakan nangis kami tetap memenuhi undangan gratis dari salah seorang teman. Namun aku tidak bisa menyelesaikan seminar itu hingga tuntas karena rasa sakit kepala yang mendera, ngantuk, dan kekhawatiranku pada adikku yang sendirian di rumah. Aku pulang pukul 10.15 pm dan meninggalkan 45 menit sisa seminar itu. Setidaknya di serentetan libur sibuk ini, aku mendapatkan serentetan manfaat juga.

Seminar enterpreneurship:
Aku belajar mengaktifkan kembali otak kanan dan kreativitasku, berusaha kembali menjadi pengusaha yang sebelumnya sempat terkubur karena rencana yang tidak terealisasi, dan aku tahu bahwa sepatutnya aku mematuti salah satu kegiatan Rasulullah itu: BERDAGANG.

Pelatihan shalat khusyuk:
Sebuah pelajaran berharga saat aku akhirnya mengenal Dia, menjawab semua pertanyaan yang selalu terlontar apakah dia laki-laki atau perempuan jawabannya dia adalah Dzat, Dzat yang maha sempurna. Dan aku sangat bersyukur karena dari pelatihan ini aku telah mencoba lebih menikmati salah satu aktivitas ibadahku ini dan mengenal siapa penciptaku sebelum aku menghadap padaNya.
1

PARKIR oh......parkir


Punya kendaraan di kota besar seperti Makassar sih emang enak, aksesnya gampang mau kemana aja, ayo! Daripada harus kembali lagi mengandalkan pete-pete dengan kode nomer yang bejibun itu [terus terang sampe sekarang aku tidak bisa hafal rutenya, puyeng euy…..]. tapi tidak ada kenyamanan yang tidak berdampingan dengan kesulitan. Walaupun kecil namun kalo harus kembali ku kalkulasi mulai dari empat tahun yang lalu, waduh….mungkin aku udah bisa beli laptop baru plus modemnya. Ya…..itulah risiko bikers harus tahan dengan keharusan mengeluarkan uang sekian rupiah untuk PARKIR.

Entah kenapa, saat ini kayaknya di setiap sudut kota Makassar tidak pernah luput dari serangan profesi ini – tukang parkir – huff…..
Setiap toko, baik itu kecil ataupun besar, pasti sudah punya fasilitas parkirnya. Apakah memang di kota besar seperti ini tidak ada lagi tempat yang gratis selain parkir di depan rumah kita sendiri. Dulu, tukang parkir hanya mencoba peruntungan mereka di tempat-tempat yang memang ramai dikunjungi orang, misalnya Mall, pasar, dll, karena memang fungsi mereka di butuhkan disana, agar kita sebagai pelanggan tempat besar itu bisa menikmati hembusan semilir angin dari alat elektronik bernama AC tanpa khawatir motor kita di gondola orang yang tak bertanggung jawab. Tapi, sekarang tidak lagi seperti itu. Tukang parkir sudah benar-benar ada di setiap sudut kota.

Bayangkan saja, masa di tempat penjual bubur gerobak saja ada tukang parkirnya segala, padahal jelas-jelas motor yang kita parkir ada di depan mata dan tidak mungkin di ambil orang tanpa sepengetahuan kita.

Benar-benar keterlaluan!!!

Kalo di depan Mall, tukang parkirnya benar-benar menjaga dengan baik, atur dengan baik, dan emang di perlukan, untuk itu sangatlah jelas kalo aku akan sangat ikhlas memberikan beberapa rupiah atas jasa mereka. Tapi kalo parkirnya cuma sekian menit, untuk antri bubur yang lagi di buatin sama mas-masnya masa harus bayar juga…….emangnya jasa yang mereka berikan padaku apa? Tidak ada kan!!!
Aku Cuma numpang memarkir motor biruku di areanya tapi juga bukan tanahnya tapi tanah sebuah rumah sakit. Atau sekarang setiap tukang parkir telah memiliki tanah itu, sehingga siapa saja yang menyentuh tanah itu harus bayar….waduh repot dong!!!!

Kejadian lebih menyebalkan terjadi padaku malam ini, aku memaksakan diri keluar di tengah dingin yang mendera petang itu untuk mengembalikan kaset film yang telah jatuh tempo pengembaliannya. Aku memarkir motorku di depan toko itu. Trus sang tukang parkir dengan wajah garang, kepala botak, tanpa seragam tukang parkir berkata:

“Kasi naik, kasi naik!”

Saya menjawab:

“Cuma sebentar kok pak, cuma mau kembalikan ini (sambil menunjukkan dua keping CD di tanganku)”

Sang tukang parkir berteriak lagi:

“Jangan kunci leher.”

Saya yang sudah meninggalkan motorku kembali berkata:

“Cuma sebentar, pak.”

Kan aku Cuma sebentar masa harus kembali lagi ke motor untuk melepaskan kunci lehernya padahal beberapa detik kemudian aku pasti sudah keluar dari rental itu.
Dengan muka menyebalkan, si bapak-bapak itu mengomel-ngomel, namun aku meninggalkannya segera. Setelah memberikan kaset yang aku pinjam pada penjaga rental, aku segera keluar dari toko video rental itu. Dan coba tebak, sang tukang parkir itu masih mengomel-ngomel dengan kasar padaku. Akhirnya, karena jengkel aku tidak memberinya sepeser uang pun. Benar-benar menyebalkan…..
Seandainya dia mau sedikit saja bersikap sopan, mungki aku tidak akan segan-segan memberikannya uang walaupun sebenarnya dia tidak memberi sedikitpun jasa padaku karena aku bisa melihat dengan jelas motorku yang terparkir di balik jendela transparan toko itu, tapi karena sikapnya yang super annoying itu membuatku muak….benar-benar muak.

Saya harap dengan postingan ini, jika kira-kira ada tukang parkir yang melek teknologi dan kemudian membacanya, saya harap janganlah menyiksa para pemilik kendaraan jika Anda merasa Anda tidak memberikan kontribusi apapun untuk kami. Kami akan membayar dengan senang hati, jika Anda memang memiliki jasa untuk di nilai dengan uang.
3

Meninggalkan Jejak


Tapi, aku tidak boleh menyerah. Aku harus melakukan hal terbaik yang bisa ku lakukan. Dan, ku pikir, aku bisa menulis. Membagi perasaan dan gagasanku, mendokumentasikannya, dan membuat semua orang tahu. Itulah kesadaran sejarah.
[Fadh Djibran]

Terkadang orang mengatakan apa gunanya kamu menulis kalau tidak ada yang membacanya. Sempat terpikirkan olehku, jika menulis di buku atau blog pribadi haruslah tentang apa yang orang sukai agar orang itu mau membacanya. Ada banyak advice yang ku terima, agar menuliskan sesuatu yang selalu di cari orang dalam search engine. Itu semua agar blogku ramai dikunjungi orang, aku sempat terprovokasi menuliskan sesuatu seperti yang diinginkan orang.

Hasilnya memang benar dan ramai dikunjungi orang, tapi lantas apa yang ku dapatkan?

Sekian lama aku tidak menjamah blogku lagi, menelantarkannya, bahkan sekarang telah menghapusnya. Memang arti menulis adalah untuk kemudian di baca oleh orang lain. Tapi sebuah advice yang telah memprovokasiku, sejatinya telah menjauhkan aku dari tujuan dan alasan mengapa aku menulis.

Sekarang aku kembali menulis, walaupun terkadang sedih karena pembacanya yang kurang. Tapi, aku menyadari bahwa aku menulis karena aku ingin merefleksikan diriku. Tidak perlu banyak yang membacanya asalkan orang yang kemudian membacanya nanti juga membaca jejakku, mengenaliku, memahamiku seperti bagaimana aku menuliskannya. Cukup dengan menulis, ada yangmembaca ataupun tidak, yang jelas aku telah menitipkan jejak langkahku saat nafas masih memenuhiku.

Kelak tulisan itu akan menjadi warisan untuk anak dan cucuku nanti – tidak berharga dalam nilai ekonomis, memang – tapi setidaknya aku dapat bercerita pada mereka dan mereka dapat mengenali wanita biasa yang meninggalkan jejaknya ini.
2

Bangunan Kotak Penuh Kenangan_Review buku "Curhat Setan" #2

Apa yang kau maknai tentang rumah? Sebuah titik tolak dan titik kembali. Bangunan yang bukan hanya ruang berdinding empat dengan jendela-jendela dan pintu-pintu. Rumah adalah sebuah tempat dimana segala kenangan tertanam, segala doa tercurah, segala harapan bertumbuh, dan rasa rindu harus dituntaskan di sana. Sebuah tempat dimana kau bisa menemukan dirimu sendiri kembali menjadi anak kecil yang manja, kakak yang jail, atau adik yang penuh rasa ingin tahu berlebihan. Sebuah tempat yang dihuni orang-orang yang bisa melihatmu sebagai dirimu sendiri, apa adanya.

[Fadh Djibran - “Pulang” Curhat Setan: hlmn 96. Sebuah buku
terbitan GagasMedia dan blog: http://blog.gagasmedia.net/]

Sebuah catatan yang kemudian membuatku menarik nafas panjang, kisah tentang rumah. Saat aku membacanya, sebuah replika bangunan kotak tergambar di otakku, membuatku meneteskan airmata. Sebuah bangunan kotak dengan hiasan bunga kecil di depannya.

Rumahku….

Aku ingat saat aku akhirnya pulang setelah dua tahun tidak menyambanginya. Kesibukanku mungkin, kesempatanku mungkin, alasan mengapa aku tidak pernah menyentuh kembali bangunan kotak penuh kenangan itu selama dua tahun terakhir. Rumah yang menaungiku sejak aku masih suka main tanah sampai saat aku telah mampu bepergian dan mengurusi diriku sendiri. Aku memasukinya dan seperti kembali menyelami masa saat aku benar-benar bisa tertawa lepas. Setiap sudutnya memiliki kenangan. Sofa di teras rumah yang mengisahkan semua khayalanku, lompatan pikiranku di sore atau malam hari saat aku menatap langit di atas sana. Bahkan sebuah pohon mangga di depan rumah pun bisa bertutur tentang kenangan saat malam mulai menenggelami matahari dan membuatku berdiri – rela – di gerogoti nyamuk hanya untuk berbicara dengan seseorang di balik telepon genggam tanpa di ketahui orangtuaku. Namun, Ibu tahu, ia tahu hari itu anak gadisnya telah mengalami puber. Ehm, anakku sudah kasmaran rupanya: itu kalimat yang disampaikannya pada adikku yang melapor kalau aku tengah berada di bawah pohon mangga berbicara sambil berbisik-bisik dengan seseorang. Sebuah kalimat yang membuatku tersenyum malu.

Ibu selalu saja tahu…

Aku memperhatikan dua wajah orang dewasa dengan kulit yang mulai mengerut dan dengan rambut yang mulai memutih, dua wajah orang dewasa yang dulu begitu mempesona. Mereka menatapku sambil tersenyum, suasana haru seketia menyeruak di ruangan itu. Tatapan mata mereka yang lelah melewati hari terlihat begitu bening, begitu bercahaya, sampai aku tidak ingin melepaskan tatapan mata itu. Sebuah ciuman kecil di dahiku seolah mengobati sebuah kawah kerinduan di hatiku. Rumah itu memiliki aromanya tersendiri. Aroma yang berbeda, nuansa yang berbeda, dan mungkin karena kondisi yang berbeda.

Aku memasuki kamar yang tidak berubah, masih menunjukkan ciri khasku. Membuka satu persatu barang-barang saat aku masih memakai seragam dulu. Buku-buku pelajaranku yang mulai kusam dengan bau khasnya, catatan-catatanku, papan nama yang dulu terpasang dengan kadang sedikit miring di baju seragamku, buku diari, dan kumpulan surat-surat dari keluarga dan sahabatku. Aku membacanya kembali, membaca setiap kisah yang pernah ku lalui.

Mungkin rutinitas dan kesibukan telah membuatku sejenak melupakan bangunan kotak itu, tapi aku pasti akan tetap merindukan dekapan yang biasa aku terima di sana. Tubuh Ibu yang beraroma balsem karena sudah mulai sakit-sakitan, setiap tawa kecil saat Ayah menggelitikku agar ku terbangun dari tidur di pagi itu, senda gurau bahkan keegoisan seorang kakak, pertengkaran kecil dan pelukan perdamaian antara aku dan adikku. Semua terjadi di sebuah bangunan kotak penuh makna dan kenangan, sebuah bangunan yang selalu berbisik lirih memanggilku pulang.

Mengapa aku menyukai buku ini:
Karena aku merasakan sensasi, bukan hanya badai pemikiran seperti yang diungkapkan penulisnya tapi juga badai perasaan yang menenggelamkanku di balik setiap cerita di bawah guyuran hujan sore itu.
“Sebuah buku yang selalu memintaku untuk berhenti sejenak, meminta jeda……
Memmbacanya membuatku berada dalam sebuah ruangan dimana disekelilingku terdapat kunang-kunang yang mewakili masing-masing satu hal. Beribu kunang-kunang yang mewakili masa lalu, cinta, keluarga, agama dan pikiran. Mereka berputar mengelilingiku, membuat jantungku berdebar dan sebuah atmosfir aneh menyusup diseluruh tubuhku.
Dan, aku terdiam.”



Download book soundtrack “Curhat Setan” by BFDF disini
0

Alasan-jawaban mengapa_Review buku "Curhat Setan" #1

Sebuah alasan seperti sebuah bunyi peluit panjang……….

Mengapa hidup perlu alasan? Setidaknya, agar kita tahu dari mana segala keputusan dan gagasan bermula, dan untuk apa semua itu ditujukan. Agar kita tidak seperti robot, hidup tanpa alasan; hanya menjalankan tugas-tugas, rutinitas, lalu sudah. Seperti robot, hidup tanpa kesadaran. Setidaknya, alasan membantu kita hidup dengan penuh kesadaran.

[Fadh Djibran - “Alasan” Curhat Setan: hlmn 20. Sebuah buku
terbitan GagasMedia dan blog: http://blog.gagasmedia.net/]

Sebuah catatan yang membuatku menyadari bahwa selalu ada alasan di balik setiap tindakan. Mungkin selama ini memang keberadaannya di ketahui secara jelas tapi tentu sebagian orang tidak merenungkannya kembali – seperti aku. Ya…….selama ini aku mengira bunyi peluit hidup kita adalah sebuah peringatan, mungkin memang begitu. Tapi, ada defenisi lain dari bunyi peluit hidup yaitu alasan. Hidup memang harus di sadari oleh alasan, terkadang pertanyaan mendasar seperti mengapa aku hidup? Masih begitu sulit menemukan jawabannya.

Namun, apakah pertanyaan sederhana yang tidak ku ketahui jawabannya itu lantas membuatku menjadi robot?

Tidak, aku tidak ingin menjadi robot, aku jelas berbeda dengan mereka.

Untuk itu aku mencoba bertanya dengan “mengapa” untuk setiap aspek hidupku tidak perlu terbatas pada lima pertanyaan karena aku tahu au mungkin membutuhkan lebih atau kurang dari ketetapan itu.

Kuliah di Fakultas Psikologi
Mengapa aku memilih kuliah disana? Tidak perlu munafik, awalnya karena di jurusan itulah aku lulus. Namun jawaban lain segera ku temukan dalam hidupku karena aku tahu tidak ada yang kebetulan di dunia ini semuanya sudah diatur. Dan, jawaban mengapa aku memilih kuliah di fakultas psikologi? Karena aku ingin memahami diri orang lain, memahami diri keluargaku dan yang paling sederhana adalah memahami bagaimana diriku dan mengapa aku berperilaku. Mengapa aku ingin memahami orang lain, keluargaku, dan diriku? Karena aku ingin tahu bagaimana harus menghadapi mereka dan diriku sendiri dan bagaimana mengerti apa yang mereka lakukan dan apa yang ku lakukan. Mengapa aku harus tahu bagaimana menghadapi mereka dan diriku? Karena dengan begitu aku bisa menjalani hidup dengan lebih baik, menerima hidupku dengan lebih baik, menerima diri orang lain dengan lebih baik, tidak lantas menyalahkan mereka atas apa yang mereka lakukan tapi dari apa yang melatarbelakangi mereka melakukannya. Mengapa aku ingin menerima hidupku dan hidup orang lain dengan cara yang lebih baik? Karena dengan begitu aku menyelamatkan diriku sendiri dari berbagai banyak pemikiran dan prasangka dalam hati dan pikiranku. Mengapa aku ingin menyelamatkan hidupku? Karena sejatinya setiap orang ingin hidup bahagia dengan segala kondisinya dan situasi yang mengharuskannya berdampingan dengan orang lain.

Menulis
Mengapa aku menulis? Karena aku merasa harus menuangkan setiap gagasan, pemikiran, dan perasaanku dalam sebuah tulisan, tulisan yang akan mengantarkanku kembali pada kealpaan atau kebenaran pemikiranku jika aku membacanya [lagi] serta untuk meninggalkan jejak setiap perjalanan hidupku untuk orang lain atau mungkin hanya untukku sendiri. Mengapa aku harus menuangkan setiap gagasan, pemikiran, dan perasaanku dan mengapa harus meninggalkan jejak? Karena dengan begitu aku menjadi lebih nyaman dan lebih lega karena berbagai hal yang berkecamuk dalam rongga kecil otakku telah ku bagi dalam secarik kertas atau selembar kertas digital di laptopku, dan setidaknya dengan tulisan, aku akan lebih mengenal hidupku – dulu – dan orang lain mungkin juga bisa mengenal dan memahamiku dari tulisanku. Mengapa aku harus merasa nyaman dan lega serta memahami dan dipahami? Karena setiap manusia mencari sebuah kenyamanan dengan bagaimana dan apapun caranya.

Meneliti
Mengapa aku ingin menjadi peneliti? Sebuah jawaban umum, karena terlalu banyak pertanyaan dalam benakku serta sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan, dan sebuah jawaban khusus, karena aku telah berkenalan dengan penelitian dan karya tulis saat aku duduk di kelas 2 SMA dan menggelutinya kembali di organisasi Lembaga Penelitian di kampusku yang kemudian membuatku tidak harus dan tidak perlu berhenti dari dunia yang mulai menggerogoti sebagian otakku ini. Mengapa terlalu banyak pertanyaan dan untuk apa menambah khasanah ilmu pengetahuan? Karena terlalu banyak misteri yang perlu menemukan jawabannya sendiri dan dari jawaban itu maka semakin banyak hal yang dapat di mengerti oleh manusia yang dengan sendirinya semua jawaban itu akan mengarah pada kedahsyatan Allah SWT menciptakan semuanya, semua hal yang begitu rumit untuk ukuran manusia.

Jumlah “mengapa” dan jawabannya mungkin akan terus berbeda dan bertambah seiring dengan bertambahnya umur dan pengalamanku. Yang ku tahu kini, aku punya alasan untuk setiap aspek hidupku dan rasanya aku perlu untuk kembali merenungkan alasan itu agar kelak aku benar-benar bisa melakukan yang terbaik untuk setiap bunyi peluit hidupku.

Mengapa aku menyukai buku ini:
Karena aku merasakan sensasi, bukan hanya badai pemikiran seperti yang diungkapkan penulisnya tapi juga badai perasaan yang menenggelamkanku di balik setiap cerita di bawah guyuran hujan sore itu.
“Sebuah buku yang selalu memintaku untuk berhenti sejenak, meminta jeda……
Memmbacanya membuatku berada dalam sebuah ruangan dimana disekelilingku terdapat kunang-kunang yang mewakili masing-masing satu hal. Beribu kunang-kunang yang mewakili masa lalu, cinta, keluarga, agama dan pikiran. Mereka berputar mengelilingiku, membuat jantungku berdebar dan sebuah atmosfir aneh menyusup diseluruh tubuhku.
Dan, aku terdiam.”





Download book soundtrack “Curhat Setan” by BFDF disini

0

Etika dan Teori Kepribadian yang mendukungnya


A. Pemahaman tentang Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Hal ini di butuhkan untuk menjaga kepentingan individu yang terlibat agar terlindung dari bentuk-bentuk yang merugikan kepentingannya. Aturan atau pedoman yang dibutuhkan di sebut etika. Etika yang juga lazim di sebut etik berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia. (Rusman, 2009)
Dalam Rusman (2009), pengertian tentang etika di jabarkan oleh beberapa ahli, yaitu:
1. Menurut Simorangkir, etika adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Gajalba menyatakan etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia di pandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat di tentukan oleh akal.
3. Burhanuddin menyatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusai dalam hidupnya.
Menurut Rusman (2009), secara umum etika di bagi dua, yaitu:
1. Etika umum, dimana berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusanetis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusa dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
2. Etika khusus, dimana merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan khusus. Penerapan ini dapat berwujud pada proses pengambilan keputusan dan bertindak dalam kehidupan, menilai perilaku diri dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang di latarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis. Etika khusus di bagi lagi menjadi da bagian, yaitu:
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, yaitu menyangkut kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa etika adalah norma, nilai, dan ajaran moral yang mengatur bagaimana individu bertindak secara etis dan berinteraksi dengan individu lain agar tidak saling merugikan antara satu dengan yang lainnya.

B. Teori Kepribadian yang mendukung Pemahaman tentang Etika
Teori kepribadian yang mendukung pemahaman tentang etika adalah teori kepribadian yang di kemukakan oleh Alfred Adler. Etika adalah bagaimana seseorang berdikap etis dalam lingkungannya atau interaksinya dengan orang lain. Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat social. Fungsi yang sehat adalah dengan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesejahteraan mereka. Adler menganggap kepekaan sosial diperoleh dari bawaan sejak lahir dan dengan cara di pelajari. Kepekaan sosial di dasarkan pada sifat-sifat bawaan dan dikembangkan lebih lanjut agar tetap bertahan (Alwisol, 2007).
Alwisol (2007) menyatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat dua dorongan pokok, yang mendorong serta melatarbelakangi segala tingkah lakunya, yaitu:
1. Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak mengabdi kepada masyarakat.
2. Doronga keakuan, yang mendorong manusai bertindak mengabdi kepada diri sendiri.
Dalam interaksi social dan penerapan etika, individu harus memperhatikan social interest. Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesejahteraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Minat social memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minta social tersebut dapat mengarahkan pada fungsi maladaptive (Ramadhani, 2008). Semua kegagalan di sebabkan kurangnya minat social seseorang dalam mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Kesempurnaan dalam hidup manusia harus mempertimbangkan lingkungan sosialnya (Boeree, 2006). Oleh karena itu, untuk mencapai kesempurnaan tersebut manusia harus bersikap etis terhadap lingkungannya.

Referensi:
Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM.
Boeree, George. 2006. Personality Theories: Alfred Adler (Online). (http://www.psychweb.com/2007/03/976/alfred-adler-html, diakses pada 5 Oktober 2009).
Ramadhani, AV. 2008. Teori Alfred Adler (Online). (http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/05/vj28v2008-teori-alfred-adler.html, diakses pada 5 Oktober 2009).
Rusman, D. 2009. Pemahaman tentang Etika (Online). (http://dedid4.blogspot.com/2009/03/pemahaman-etika.html, diakses pada 5 Oktober 2009).
0

Hujan




Dulu aku tidak pernah bisa memaknainya, hujan hanya sebagai sebuah musim, sebuah titik-titik air yang turun dari langit, sebuah musim yang bisa mengakibatkan banjir, sebuah musim yang memaksa kita menggunakan salah satu dari property yang sekian bulan masuk di dalam kategori tumpukan barang dalam gudang-payung.

Tapi, hari itu hujan bukan lagi sekedar hujan

Ia menetes menyentuh permukaan kulitku yang tidak tertutupi jas hujan. Memberi sensasi dingin yang berbeda. Sangat segar, itu yang ada dalam benakku. Aku terus mengitari kota walaupun sebenarnya jarak rumahku sudah sangat dekat, namun hujan memberi sebuah suasana berbeda sore itu. Menyenangkan ya……..itu kata yang kembali terbersit dari otak dan hatiku.

Hari itu, hujan telah menjadi berbeda bagiku……
Hujan menjadi sebuah musim yang indah, dengan selimut dinginnya aku tahu….
ia mampu menyatukan sebuah keluarga di sudut rumah sambil berbagi cerita dan kehangatan,
ia mampu membuat seorang gadis tersenyum di balik aliran air di jendelanya walau suasana hatinya begitu kelam,
ia mampu membuat seorang pengendara berhenti sejenak di tepi jalan kemudian memperhatikan seorang pria tua di sudut toko yang terdiam sendiri di jalan yang selama ini di laluinya,
ia mampu membuat seseorang tertahan di suatu tempat sehingga dia akhirnya tidak melewatkan suatu moment yang kelak akan menjadi moment terpenting dalam hidupnya,
ia mampu membuat seorang ibu memeluk erat bayinya yang kedinginan,
ia mampu membuat seorang pasangan mencairkan dinding beku dalam hatinya dan berbagi kasih sayang,
dan
ia mampu membuat aku melayang menikmati sensasi bau tanah basah yang ditimbulkannya.

Hujan adalah sebuah sensasi dan musim yang indah jika engkau ingin sejenak merenunginya. Aku jadi terpikir, akan sangat indah jika suatu saat nanti aku bisa menamai buah hatiku-hujan.
0

Sang Penikmat Kegetiran

Bukan orang lain yang salah
Bukan keadaan yang salah
Bukan lingkungan yang tidak sesuai
Bukan apa-apa
Gadis itu yang salah
Dirinya yang tidak benar
Terus menyalahkan yang lain
Terus menyalahkan keadaan
Sedang
Dia senang menikmati kegetiran
Sang gadis penikmat kegetiran
0

HeartBreak Tips


1 December 2009

Patah hati adalah sebuah moment yang hampir di alami oleh setiap manusia baik itu setelah memiliki hubungan atau bahkan sebelum memiliki hubungan atau ikatan apa-apa.

Pernah merasakannya???!!!

Tapi, seringkali masalah ini menjadi masalah klasik yang selalu membuat seseorang kehilangan semangat hidup bahkan sampai bunuh diri. Walaupun fenomena ini tidak terjadi pada setiap orang, tapi tetap tidak bisa diabaikan. Kenyataan bahwa hal ini begitu mempengaruhi hidup manusia membuat beberapa pakar atau ahli terapi perilaku mencoba mengemukakan beberapa bentuk tindakan yang dapat di lakukan untuk menghadapi permasalahan ini.

Saya mencoba sedikit menguraikan pendapat dan gagasan dari Dr. Joseph Wolpe, Dr. Michael Ascher, dan Dr. Debora Philips.

Menurut mereka ada dua bentuk tindakan yang dapat di lakukan oleh sang manusia patah hati yaitu:

1. Menghentikan pikiran (though stopping)
Mengurangi frekuensi pikiran kamu tertuju pada orang yang kamu cintai.
Caranya:
a. Layangkanlah dengan sengaja pikiran kamu pada orang yang kamu cintai.
b. Begitu bayangan itu muncul-sepersekian detik-hapuslah bayangan tersebut dengan berteriak keras dan ucapkan “STOP!!” sambil meninju, menghentakkan kaki atau menekankan tinju tangan yang satu ke telapak tangan yang lain.
c. Gantikan bayangan tadi dengan pikiran menyenangkanyang telah kamu susun sendiri dalam sebuah daftar.
d. Jika bayangannya muncul lagi, segera usir dan gantikan dengan yang lebih indah.

Teknik ini akan berhasil apabila:
a. Saat menghilangkan bayangan seseorang itu, kamu sedang melakukan pelepasan terhadap apa yang diperoleh dari pengalaman (unlearning). Unlearning di lakukan berulang-ulang untuk menetralkan apa yang telah di peroleh dari pengalaman (learned).
b. Penggantian bayangan dengan hal yang indah membuat kehilangan itu bukan sesuatu yang menakutkan. Ini adalah reward untuk keberhasilan mengenyahkan dia dari pikiran.
c. Memutuskan jalinan dengan pengalaman lama.

Tentu………teknik ini akan berhasil kalo kamu memang ingin melupakannya bukan malah sebaliknya, terikat terus dan tidak ingin lepas dari perasaan itu walaupun menyakitkan.


2. Cemooh diam-diam (silent ridicule)
Caranya:
a. Lihat dirimu baik-baik kemudian tertawalah.
b. Lihat seseorang itu kemudian tertawa. Lihatlah dengan perspektif tolol, komik, lelet, kampungan, cemoohnya dia sehingga kamu bisa tertawa. Misalnya, kenapa kamu bisa mencintai orang yang selalu mengorok seperti dia.
Lambat laun, dia tidak akan lagi menjadi istimewa di mata kamu


Selamat mencoba yach!!!!!!
Siguiente Anterior Inicio

SlideShow