0

Mall with pat brown dan segelas teh manis

Hei......nih kentang ada wijennya ya.....???pikirku dengan keadaan dahi bergulung-gulung kecil, alis hampir menyatu. Aku sedang berada di food court salah satu mall di Makassar menikmati kentang yang diberi nama path brown dengan segelas teh manis. Kentang itu memiliki belang-belang hitam, bumbu apa yang penjualnya gunakan aku juga tidak tahu. Kepalaku berpindah-pindah menatap kentang yang sedang ku nikmati dengan novel bersampul merah hati di tangan kiriku. Sesekali ku arahkan pandanganku pada langit-langit mall yang transparan menggambarkan keadaan diluar sana.
Dan hoplah........
Ternyata hujan masih gencar menerjang bumi. Akhirnya aku memperlambat proses mencerna kentangku sambil menanti hujan itu sedikit mereda sehingga pakaianku tidak basah karenanya. Siang itu tidak terlalu ramai, mungkin karena kebanyakan orang lebih memilih berdiam diri dirumah menikmati kehangatan daripada melangkahkan kakinya ke sini dan disambut dinginnya AC yang makin menyempurnakan musim hujan ini. Ya.....walaupun masih tetap saja ada beberapa tatapan yang tertangkap sedang memperhatikanku dan mencibir di dalam hati ataupun berbisik seolah begitu desperatenya aku duduk sendirian dengan sebuah novel ditangan.
Halo.......tidak tau yang namanya keinginan menikmati kesendirian ya!!!!
Aku mendengar suara hujan mulai redup diluar sana, ku seruput teh manisku dan melangkah pergi. Sambil menyusuri mall itu aku menemukan sebuah permen coklat di saku jaketku. Ehm.....yummi.
Setelah memasukkan gumpalan coklat ke dalam mulutku yang kemudian siap untuk melumer. Aku menggulung-gulung pembungkusnya menanti tempat sampah tercinta terlihat.
Ah.......pulang ke rumah menikmati sebuah roti hangat dan kembali meneruskan bacaanku kayaknya akan lebih nikmat.
Hahaha.........kayaknya aku mulai berpikiran sama dengan orang-orang yang memilih tinggal dirumah.
Ku tarik motorku yang berhimpitan dengan motor lain diparkiran. Hey.....dimana sih tukang parkirnya apa dia tidak melihat sedang ada gadis manis yang kesulitan dan membutuhkan super hero. Ya......setidaknya sang hero parkir. Dan alhasil aw........standar motor yang belum ku naikkan berhasil membuat sebuah goresan keras dijempol kakiku dan membuatku spontan menekan rem tangan dan berteriak kesakitan walaupun dengan volume yang kecil takut menjadi pusat perhatian. Rasa sakitnya tidak bisa ku tahan, kakiku seketika seperti mati rasa dan ow.....sakitnya sampai terasa di hati.
Suer.....aku nggak bohong beneran sakiiiiiiiiiiiitttt.....................
Selama perjalanan menyusuri jalan dengan sedikit sisa-sisa hujan, aku menahan sakitnya yang tidak kunjung menghilang. Dengan teriakan-teriakan meringis aku menahan sakitnya, tentu teriakan itu dilungkupi oleh helm standar yang ku gunakan untuk meredam suaraku. Karena aku bisa jadi pusat perhatian orang lain kalau berteriak nggak keruan sendirian, di atas motor, hujan-hujan, dan tanpa headset ditelingaku yang bisa menandakan ada percakapan disana atau sekedar menikmati musik. Aku terus menembus hujan sebelum semakin deras dan tiba di rumah dengan perhatian tertuju pada jempol kakiku yang ternyata berhasil berubah warna menjadi biru dan bengkak.

0 komentar:

Posting Komentar

koment yach!!!

Siguiente Anterior Inicio

SlideShow