0

Alasan-jawaban mengapa_Review buku "Curhat Setan" #1

Sebuah alasan seperti sebuah bunyi peluit panjang……….

Mengapa hidup perlu alasan? Setidaknya, agar kita tahu dari mana segala keputusan dan gagasan bermula, dan untuk apa semua itu ditujukan. Agar kita tidak seperti robot, hidup tanpa alasan; hanya menjalankan tugas-tugas, rutinitas, lalu sudah. Seperti robot, hidup tanpa kesadaran. Setidaknya, alasan membantu kita hidup dengan penuh kesadaran.

[Fadh Djibran - “Alasan” Curhat Setan: hlmn 20. Sebuah buku
terbitan GagasMedia dan blog: http://blog.gagasmedia.net/]

Sebuah catatan yang membuatku menyadari bahwa selalu ada alasan di balik setiap tindakan. Mungkin selama ini memang keberadaannya di ketahui secara jelas tapi tentu sebagian orang tidak merenungkannya kembali – seperti aku. Ya…….selama ini aku mengira bunyi peluit hidup kita adalah sebuah peringatan, mungkin memang begitu. Tapi, ada defenisi lain dari bunyi peluit hidup yaitu alasan. Hidup memang harus di sadari oleh alasan, terkadang pertanyaan mendasar seperti mengapa aku hidup? Masih begitu sulit menemukan jawabannya.

Namun, apakah pertanyaan sederhana yang tidak ku ketahui jawabannya itu lantas membuatku menjadi robot?

Tidak, aku tidak ingin menjadi robot, aku jelas berbeda dengan mereka.

Untuk itu aku mencoba bertanya dengan “mengapa” untuk setiap aspek hidupku tidak perlu terbatas pada lima pertanyaan karena aku tahu au mungkin membutuhkan lebih atau kurang dari ketetapan itu.

Kuliah di Fakultas Psikologi
Mengapa aku memilih kuliah disana? Tidak perlu munafik, awalnya karena di jurusan itulah aku lulus. Namun jawaban lain segera ku temukan dalam hidupku karena aku tahu tidak ada yang kebetulan di dunia ini semuanya sudah diatur. Dan, jawaban mengapa aku memilih kuliah di fakultas psikologi? Karena aku ingin memahami diri orang lain, memahami diri keluargaku dan yang paling sederhana adalah memahami bagaimana diriku dan mengapa aku berperilaku. Mengapa aku ingin memahami orang lain, keluargaku, dan diriku? Karena aku ingin tahu bagaimana harus menghadapi mereka dan diriku sendiri dan bagaimana mengerti apa yang mereka lakukan dan apa yang ku lakukan. Mengapa aku harus tahu bagaimana menghadapi mereka dan diriku? Karena dengan begitu aku bisa menjalani hidup dengan lebih baik, menerima hidupku dengan lebih baik, menerima diri orang lain dengan lebih baik, tidak lantas menyalahkan mereka atas apa yang mereka lakukan tapi dari apa yang melatarbelakangi mereka melakukannya. Mengapa aku ingin menerima hidupku dan hidup orang lain dengan cara yang lebih baik? Karena dengan begitu aku menyelamatkan diriku sendiri dari berbagai banyak pemikiran dan prasangka dalam hati dan pikiranku. Mengapa aku ingin menyelamatkan hidupku? Karena sejatinya setiap orang ingin hidup bahagia dengan segala kondisinya dan situasi yang mengharuskannya berdampingan dengan orang lain.

Menulis
Mengapa aku menulis? Karena aku merasa harus menuangkan setiap gagasan, pemikiran, dan perasaanku dalam sebuah tulisan, tulisan yang akan mengantarkanku kembali pada kealpaan atau kebenaran pemikiranku jika aku membacanya [lagi] serta untuk meninggalkan jejak setiap perjalanan hidupku untuk orang lain atau mungkin hanya untukku sendiri. Mengapa aku harus menuangkan setiap gagasan, pemikiran, dan perasaanku dan mengapa harus meninggalkan jejak? Karena dengan begitu aku menjadi lebih nyaman dan lebih lega karena berbagai hal yang berkecamuk dalam rongga kecil otakku telah ku bagi dalam secarik kertas atau selembar kertas digital di laptopku, dan setidaknya dengan tulisan, aku akan lebih mengenal hidupku – dulu – dan orang lain mungkin juga bisa mengenal dan memahamiku dari tulisanku. Mengapa aku harus merasa nyaman dan lega serta memahami dan dipahami? Karena setiap manusia mencari sebuah kenyamanan dengan bagaimana dan apapun caranya.

Meneliti
Mengapa aku ingin menjadi peneliti? Sebuah jawaban umum, karena terlalu banyak pertanyaan dalam benakku serta sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan, dan sebuah jawaban khusus, karena aku telah berkenalan dengan penelitian dan karya tulis saat aku duduk di kelas 2 SMA dan menggelutinya kembali di organisasi Lembaga Penelitian di kampusku yang kemudian membuatku tidak harus dan tidak perlu berhenti dari dunia yang mulai menggerogoti sebagian otakku ini. Mengapa terlalu banyak pertanyaan dan untuk apa menambah khasanah ilmu pengetahuan? Karena terlalu banyak misteri yang perlu menemukan jawabannya sendiri dan dari jawaban itu maka semakin banyak hal yang dapat di mengerti oleh manusia yang dengan sendirinya semua jawaban itu akan mengarah pada kedahsyatan Allah SWT menciptakan semuanya, semua hal yang begitu rumit untuk ukuran manusia.

Jumlah “mengapa” dan jawabannya mungkin akan terus berbeda dan bertambah seiring dengan bertambahnya umur dan pengalamanku. Yang ku tahu kini, aku punya alasan untuk setiap aspek hidupku dan rasanya aku perlu untuk kembali merenungkan alasan itu agar kelak aku benar-benar bisa melakukan yang terbaik untuk setiap bunyi peluit hidupku.

Mengapa aku menyukai buku ini:
Karena aku merasakan sensasi, bukan hanya badai pemikiran seperti yang diungkapkan penulisnya tapi juga badai perasaan yang menenggelamkanku di balik setiap cerita di bawah guyuran hujan sore itu.
“Sebuah buku yang selalu memintaku untuk berhenti sejenak, meminta jeda……
Memmbacanya membuatku berada dalam sebuah ruangan dimana disekelilingku terdapat kunang-kunang yang mewakili masing-masing satu hal. Beribu kunang-kunang yang mewakili masa lalu, cinta, keluarga, agama dan pikiran. Mereka berputar mengelilingiku, membuat jantungku berdebar dan sebuah atmosfir aneh menyusup diseluruh tubuhku.
Dan, aku terdiam.”





Download book soundtrack “Curhat Setan” by BFDF disini

0 komentar:

Posting Komentar

koment yach!!!

Siguiente Anterior Inicio

SlideShow